Minggu, 01 Oktober 2017

SIAPA?

Akhir malam pada tanggal 21 Shafar 1418 Hijriah, dalam keheningan malam Surabaya kala itu pecah tangis bayi tanpa dosa dari pasangan yang saat itu berharap bahagia. Harus berada dalam tanggungasn yang sangat dinantikan, setelah biaya persalinan di RSI Surabaya dibayarkan mereka membawa pulang bayi itu.
Dibesarkan tanpa rasa terpaksa karena sudah terlanjur direncanakan, dia diharap jadi yang terbaik di dunia tapi tidaklah mungkin karena yang terbaik ada Muhammad SAW terpaksa diturunkan jadi yang terbaik di Indonesia. Masih sulit akhirnya mau tidak mau jadi yang terbaik di keluarga. Diperkenalkan dengan agama dan akhirnya tumbuh besar dan harus melewati masa sulit diospek kehidupan dan dikerjai dunia yang penuh kepalsuan. Berharap nasib berubah disekolahkannya dari TK-SMA, lalu didaftarkan kuliah tapi sayang harapan tinggal harapan masa kuliah yang harusnya penuh cerita malah berantakan, oh hidup...

malang nasib percuma diratapi
telah jauh terlewati
semua karena salahmu sendiri
sia-sia disesali

Begitulah kira-kira gambaran ratapannya. Malang nian, semoga diberi ketabahan dengan hidup sebagai pemabuk. Dunia berselimut kepalsuan jadi resiko dia diciptakan. Dengan nama yang berat dia adalah Muhammad Dio Rahmansyah Prawirodigdo